KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan
ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Manusia dan Penderitaan”.
Makalah ini telah dibuat
dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bekasi,
8 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- - LATAR BELAKANG
-
- RUMUSAN MASALAH
BAB II ISI
-
Apakah pengertian dari
penderitaan?
-
Apakah pengertian siksaan?
-
Apakah pengertian kekalutan
mental?
-
Sebutkan gejala-gejala
seseorang mengalami kekalutan mental!
-
Sebutkan tahap-tahap
gangguan kejiwaan!
-
Apakah sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental?
-
Sebutkan proses-proses
kekalutan mental!
-
Sebutkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan!
-
Sebutkan pengaruh yang akan
terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan!
I.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Setiap manusia pernah
mengalami penderitaan dalam hidupnya dan setiap manusia tentunya tidak ada yang
ingin merasakan penderitaan. Karena penderitaan pasti salah satu hal yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh manusia.
Dibalik sebuah
penderitaan manusia terdapat pelajaran positif yang bisa diambil oleh manusia
untuk bisa merubah hidupnya dan menjadi jauh lebih baik.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian
dari penderitaan?
2. Apakah pengertian
siksaan?
3. Apakah pengertian
kekalutan mental?
4. Sebutkan
gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental!
5. Sebutkan
tahap-tahap gangguan kejiwaan!
6. Apakah sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental?
7. Sebutkan
proses-proses kekalutan mental!
8. Sebutkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan!
10. Sebutkan pengaruh
yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan!
II. Isi
1.
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir
batin. Penderitaan ada yang berat ada yang ringan, namun semua tergantung
bagaimana individu itu sendiri dalam menghadapi dan menanggapi penderitaan itu
sendiri. Penderitaan sangat sulit di
hindari dalam suatu kehidupan manusia. Seseorang pasti akan merasakan
penderitaan bagaimanapun jenis dan bentuknya. Penderitaan ada yang bersifat
lama dan sementara. Penderitaan yang bersifat lama misalnya kita kehilangan
orang tua atau orang yang kita sayang untuk selamanya dan penderitaan yang
bersifat sementara misalnya di kecewakan
oleh seseorang. Dan banyak juga jenis-jenis penderitaan yang bisa kita lihat di
dalam surat kabar setiap harinya. Akibat penderitaan yang bermacam-macam
manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun,
adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan bahkan
menimbulkan gangguan kejiwaan. Penderitaan juga dapat “menular” dari seseorang
kepada orang lain. Misalnya empati dari teman-teman kita untuk membantu
melupakan penderitaan yang kita alami atau sekedar simpati dari orang lain
untuk mengambil pelajaran dan perenungan dari masalah kita. Mental seseorang
sangat berperan penting untuk menghadapi penderitan yang sedang di alami agar
tidak menjadi larut dalam penderitaannya. Selain mental yang kuat peran orang
sekitar manusia juga sangat berperan untuk menyelesaikan penderitaan dan juga
memberikan dorangan motivasi serta jalan keluar untuk menyelesaikan penderitaan
seseorang.
2.
Siksaan
Siksaan
atau penyiksaan adalah merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan
politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan ada yang pula bersifat
psikis, seperti kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan “jalan” mana yang akan
dipilih. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak
menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Kesepian dialami
oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya walaupun ia
sedang berada di dalam suata parade sekalipun. Biasanya orang yang mengalami
kesepian adalah orang yang kurang merasa nyaman dengan lingkungan tempat ia
berada. Ketakutan adalah adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu
yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang
amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat
manusia berkejatuhan mental.
3. Kekalutan
Secara
lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan
akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala permulaan
bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental dapat di rasakan baik jasmani
atau rohani. Biasanya penderita kekalutan mental secara jasmani akan mengalami pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung atau secara kejiwaannya mengalami rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
a) Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan social
b) Terjadinya
konflik sosial budaya
c) Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna
Bentuk
frustasi antara lain :
·
Fiksasi adalah peletakan
pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
·
Agresi berupa kamarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah
terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitarnya.
·
Proyeksi merupakan usaha
melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative
kepada orang lain.
·
Regresi adalah kembali pada
pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
Autisme ialah menutup diri
secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia
puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
·
Narsisme adalah self love
yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari
paa orang lain.
·
Identifikasi adalah
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
4. Gangguan
Kejiwaan
Kekalutan
yang berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan gangguan kejiwaan. Gangguann
mental atau penyakit mental adalah pola psikologis atau perilaku yang pada
umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai
bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan
sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang
menjalankan fungsi sosial manusia. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan
gangguan kejiwaan:
1. Faktor-faktor
somatik (somatogenik) atau organobiologis
a. Neuroanatomi
b. Neurofisiologi
c. Neurokimia
d. Tingkat kematangan
dan perkembangan organik
e. Faktor-faktor pre dan peri - natal
2. Faktor-faktor
psikologik ( psikogenik) atau psikoeduktif
a.Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal
berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak
percaya dan kebimbangan)
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. inteligensi
e. hubungan dalam keluarga, pekerjaan,
permainan dan masyarakat
f. kehilangan yang mengakibatkan
kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
g. Konsep diri : pengertian identitas
diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
h. Keterampilan, bakat dan kreativitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai
reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor
sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural.
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan
pedesaan
e. Masalah kelompok minoritas
yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan yang tidak memadai.
F. Pengaruh rasial dan keagamaan
g. Nilai-nilai
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja
atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase
antara lain :
1. Fase
Prodomal
Fase promodal biasanya berlangsung antara 6
bulan sampai 1 tahun . Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam
akademik, gangguan dalam pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan
persepsi.
2. Fase
Aktif
Dalam fase aktif biasanya berlangsung kurang
lebih 1 bulan. Gangguan dapat berupa gejala psikotik seperti halusinasi, delusi, disorganisasi proses
berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi .
3. Fase Residual
Dalam fase residual klien akan mengalami
minimal 2 gejala yaitu gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya
berulang.
Menurut Janice Clack,1962 klien yang
mengalami gangguan jiwa sebagian besar disertai Halusinasi dan Delusi yang
meliputi beberapa tahapan antara lain :
1. Tahap Comforting :
Timbul kecemasan ringan disertai gejala
kesepian, perasaan berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stressornya dengan
coping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
2. Tahap Condeming :
Timbul kecemasan moderate , cemas biasanya
makin meninggi selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa
takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga
timbul perilaku menarik diri (With drawl).
3. Tahap Controling :
Timbul kecemasan berat, klien berusaha
memerangi suara yang timbul tetapi suara tersebut terus-menerus mengikuti,
sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara
tersebut hilang klien merasa sangat kesepian/sedih .
4. Tahap Conquering :
Klien merasa panik , suara atau ide yang
datang mengancam apabila tidak diikuti perilaku klien dapat bersipat merusak
atau dapat timbul perilaku suicide.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar