Sabtu, 02 November 2013

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Manusia dan Keindahan”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Bekasi, 1 November 2013



Penulis



DAFTAR ISI

                                                                                                                                     
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
-       Latar Belakang

BAB II ISI MAKALAH
-       Pengertian Keindahan
-       Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai benda tertentu yang indah
-       Nilai etik dari keindahan
-       Membedakan nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik keindahan 
-       Pengertian kontemplansi dan ektansi
-       Teori-teori dalam renungan

KESIMPULAN

REFERENSI 


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Lahirnya pribadi yang baik serta berkualitas seseorang pasti berbeda-beda. Bangsa Indonesia adalah salah satu Negara yang dimana masyarakatnya memiliki keindahan yang unik. Kualitas keindahan dari pribadi setiap manusia dapat ditunjang dari berbagai faktor pendukung .
Didalam faktor tersebut seseorang dapat dinilai akan keindahannya. Bahwa keindahan adalah anugrah yang tercipta dari sang maha pencipta. Pentingnya menjaga keindahan agar budaya-budaya tersebut dapat selalu melekat di masyarakat Indonesia.
Judul makalah ini sengaja dibuat untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keindahan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak yang peduli akan budaya dari Keindahan. 

BAB II
ISI MAKALAH

MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan yang paling semupurna diantara mahkluk-mahkluk lainnya. Karna manusia diciptakan oleh tuhan dengan kesempurnaan akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang dilakukannya.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda-pemudi, dewasa, dan orang tua.

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan cirri orang atau manusia itu sendiri, hewan, tempat objek atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna atau kepuasan. Keindahan sendiri dapat dipelajari sebagai bagian estetika, sosiologi, psikologi social, dan budaya.
Keindahan keelokan pada manusia jika bagi wanita bisa disebut “cantik” “ayu”, sementara pria bisa disebut “ganteng” atau “tampan” didalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang sering dikombinasikan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keindahan yang ada didalam), yang meliputi beberapa faktor-faktor seperti psikologis yaitu kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, charisma, intergritas, dan kesesuaian. Serta Outer Beauty (keindahan yang ada diluar) yaitu daya tarik fisik seperti kesehatan, simetri wajah, dan struktur yang meliputi bagian-bagian fisik/tubuh. 

KEINDAHAN SEBAGAI SUATU KUALITAS ABSTRAK DAN SEBAGAI BENDA TERTENTU YANG INDAH

Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat non-realistic yang dimana pencipta sebuah karya tidak dapat dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita yang ada. Keindahan sebagai kualitas abstrak adalah dimana penggambaran suatu keindahan yang dimana keindahan tersebut bersifat ekslusif atau khusus yang hanya dapat dimengerti bagi yang menciptakan karya tersebut berdasarkan apa yang ia pahami.
Sedangkan dimana benda tertentu dapat dikatakan indah apabila benda atau suatu karya tersebut memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dari karya abstrak tersebut adalah di mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda :
Secara alami    :            manusia yang kagum akan keindahan yang hadir di alam atas kehendak sang Maha Pencipta.
Buatan tangan :           sesuatu karya yang sengaja diciptakan manusia dan dapat dinilai dari keindahan tersebut.


NILAI ESTETIKA KEINDAHAN

Nilai estetika keindahan adalah salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari ilmu keindahan, bagaimana ia bisa berbentuk dan bagaimana seseorang dapat merasakannya. Ada beberapa filosofi akan nilai estetika keindahan seperti Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara Aristoteles menilai keindahan berdasarkan aturan-aturan, kemistrian, dan keberadaan.
Keindahan tidak memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai penerimaan masyarakat terhadapat ide yang dimunculkan oleh karya yang dibuat. Keindahan juga dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap keindahan tersebut. 

MEMBEDAKAN NILAI INSTRINSIK DAN NILAI EKSTRINSIK KEINDAHAN

Nilai ekstrinsik keindahan berarti sifat baik suatu benda yang bersangkutan yang dapat dijadikan tujuan ataupun demi kepentingan dari benda tersebut.
          
          Contoh : Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.

Nilai instrinsik keindahan berarti sifat baik benda suatu karya yang dapat dijadikan alat atau sarana untuk dihubungkan antara satu hal dengan hal lainnya, yang bersifat sebagai alat atau membantu.

           Contoh : pesan Puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi, itu disebut nilai instrinsik
.
PENGERTIAN KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

Keindahan dapat dinikmati berdasarkan selera masing masing seni. Keindahan yang dinilai dari selera seni didorong oleh faktor kontemplansi dan ekstansi. Kontemplansi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Sedangkan ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, menikmati sesuatu yang indah. Jika dua hal ini digabungkan dalam diri manusia maka akan muncul pribadi yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi digabungkan dalam suatu kreativitas maka akan menghasilkan sesuatu karya yang indah. Dan jika kontemplasi ada dalam diri atau suatu karya tanpa ekstansi maka karya tersebut mempunyai nilai yang kurang, karna ekstansi pasti selalu dihubungkan dengan kontemplasi. Kontemplasi dan ektansi adalah faktor-faktor pendukung akan lahirnya sesuatu yang indah.

TEORI-TEORI DALAM RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung yang berarti diam-diam memikirkan sesuatu, atau sesuatu yang dipikirkan teramat dalam. Suatu renungan adalah hasil dari merenung atau berfikir. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori yaitu :
Teori Pengungkapan 

Dalil teori ini adalah “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Dalam teori ini yang terpenting adalah pengungkapan akan gambaran dari angan-angan yang menghasilkan suatu karya yang logis. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan suatu karya seni tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.

1.    Teori Metafisik

Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang dimana karya-karyanya untuk sebagian membahasa estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebagai realita illahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita illahi. Dan karya seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan)n dan realita duniawi. 

1.    Teori Psikologis

Para ahli estetik dalam abad modern ini melaah teor-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Sedangkan karya seni itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang mewujudkan dari keinginan-keinginan berdasarkan perasaan. Jika menciptakan sesuatu karya seni hendaknya menggunakan perasaan agar menghasilkan suatu karya yang indah. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia yang berhubungan dengan adanya kelebihan energy yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia

KESIMPULAN

Keindahan itu adalah suatu anugrah yang tidak dapat dilihat, melainkan dirasakan. Keindahan sendiri muncul karna adanya beberapa faktor pendukung. Jika keindahan itu dapat dirasakan maka keindahan tersebut tidak dapat muncul secara begitu saja perlu adanya renungan. Dan didalam renungan tersebut dapat memunculkan teori-teori yang berbeda untuk dapat menjelaskan apa arti dari keindahan tersebut. 



Referensi  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar