PENALARAN
DEDUKTIF
ANALISA
PEMBAHASAN
Nama
Dosen : Drs. Budi Santoso, MM
Penyusun
:
Anisah
Zahrina Mawaddah (21213085)
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dengan judul “Penalaran
Deduktif” ini. Tugas ini dibuat berisi tentang pengertian dan jenis-jenis
kalimat deduktif.
Makalah
ini telah saya susun dengan maksimal dan besar harapan saya agar tulisan ini
dapat berguna dan memberikat manfaat yang positif bagi saya pribadi dan kepada
para pembaca tulisan ini.
Terlepas
dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Saran dan kritik begitu saya
harapkan agar dapat memperbaiki tulisan saya dimasa mendatang.
Bekasi,
November 2015
(Penyusun)
DAFTAR
ISI
Cover .........................................................................................................................................
I
Kata pengantar
..........................................................................................................................
II
Daftar Isi
...................................................................................................................................
III
BAB I : Pendahuluan ................................................................................................................
4
1.1 Latar
Belakang ...........................................................................................
4
1.2 Rumusan
Masalah
....................................................................................... 4
1.3 Tujuan
.........................................................................................................
4
BAB II : Pembahasan ...............................................................................................................
5
-
Penalaran Deduktif ...........................................................................................
5
-
Bentuk-bentuk Penalaran Deduktif
.................................................................. 6
-
Silogisme Kategorial ........................................................................................
7
-
Silogisme Hipotesis ..........................................................................................
8
-
Silogisme Disjungtif ......................................................................................... 10
-
Entimen ............................................................................................................
10
BAB III Penutup
.......................................................................................................................
11
Daftar Pustaka
........................................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penalaran
merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun kerabat di tempat
kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan pembahasan kali ini
tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam bahasa kita sehari
hari yaitu Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apakah yang dimaksud dengan Penalaran
Deduktif ?
b.
Apa saja jenis-jenis Penalaran Deduktif
?
c.
Apa yang dimaksud Silogisme ?
d.
Apa yang dimaksud Entimen ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini
sadalah untuk peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam
menguasai kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamis berpandangan
untuk menganalisa konsep penalaran induktif.
BAB
II
PEMBAHASAN
Penalaran
Deduktif
Dalam berbahasa sehari-hari ataupun secara formal,
dalam bentuk tulisan maupun lisan, pernalaran yang tepat perlu digunakan.
Khususnya dalam penulisan, kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai
fakta, membandingkan dan sebagainya supaya bisa menarik kesimpulan yang tepat. Namun
pada kesempatan ini saya hanya akan membahas Penalaran Deduktif.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata
lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan
teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan
kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh
:
-
Premis 1 = Semua
makhluk adalah ciptaan Tuhan (U)
-
Premis 2 = Manusia
adalah makhluk hidup (U)
-
Premis 3 = Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan (K)
Dapat
dilihat dari contoh diatas bahwa deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak
pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih
khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses
penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi
baru (berupa konklusi). Artinya apa yang
dikemukakan di dalam kesimpulan secara tersirat telah ada di dalam pernyataan
tersebut.
Jadi sebenarnya
proses deduksi ini tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru, melainkan
pernyataan kesimpulan yang konsisten berdasarkan pernyataan dasarnya.
Bentuk-bentuk
Penalaran Deduktif
Menurut
bentuknya, Penalaran Deduktif dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Silogisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, silogisme adalah
bentuk, cara berpikir atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum,
premis khusus, dan simpulan. Silogisme merupakan suatu cara pernalaran yang
formal. Namun, bentuk pernalaran ini jarang dilakukan dalam komunikasi
sehari-hari. Yang sering dijumpai hanyalah pemakaian polanya, meskipun secara
tidak sadar.
Silogisme terdiri dari :
-
Silogisme Kategorial
-
Silogisme Hipotesis
-
Silogisme Disjungtif
Sebelum mengulas satu per satu bentuk,
perlu diketahui beberapa istilah berikut:
-
Proposisi : kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara
dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.
-
Term : adalah suatu
kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).
-
Term minor : adalah subjek pada simpulan.
- Term menengah : menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat
pada simpulan.
Silogismen Kategorial
Adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi
yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor
(premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Adapun menurut KBBI simpulan berdasarkan silogisme kategorial adalah
keputusan yg sama sekali tanpa berdasarkan syarat.
Contoh:
Premis mayor = Semua makhluk
hidup membutuhkanoksigen.
(Middle
term) (Predikat)
Premis minor = Manusia adalah makhluk
hidup.
(Subjek)
(Middle term)
Simpulan = Manusia membutuhkan oksigen.
(Subjek)
(Predikat)
Hukum-hukum
Silogisme
a. Prinsip-prinsip Silogisme
kategoris mengenai term:
1. Jumlah term tidak
boleh kurang atau lebih dari tiga
1. Term menengah tidak boleh terdapat
dalam kesimpulan
2. Term subyek dan term predikat
dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
3. Luas term menengah
sekurang-kurangnya satu kali universal.
b. Prinsip-prinsip silogisme
kategoris mengenai proposisi:
1. Jika kedua premis afirmatif, maka
kesimpulan harus afirmatif juga.
2. Kedua premis tidak boleh sama-sama
negatif.
3. Jika salah satu premis negatif,
kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
4. Salah satu premis harus universal,
tidak boleh keduanya pertikular.
Silogisme Hipotesis
Adalah
silogisme argumen yang premis mayornya berupa posisi hipotetik, sedangkan
premis minornya adalah proposisi kategorik.
Adapun menurut KBBI silogisme
hipotesis merupakan penarikan simpulan atau keputusan yang kebenerannya
berdasarkan syarat tertentu.
Macam-macam tipe
silogisme hipotesis:
1.
Premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan, saya naik
becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2. Premis
minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila hujan, bumi akan
basah.
Sekarang bumi telah
basah.
Jadi hujan telah
turun.
3. Premis
minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik
pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan
tidak dilaksanakan dengan paksa.
Jadi kegelisahan
tidak akan timbul.
4. Premis
minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun
ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak
gelisah.
Jadi mahasiswa tidak
turun ke jalanan.
Silogisme Disjungtif
Adalah
silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif sedangkan premis minornya
kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis mayor.
Adapun menurut KBBI
silogisme disjungtif ini merupakan penarikan simpulan atau keputusan
berdasarkan beberapa kemungkinan kebenaran pernyataan, tetapi hanya salah satu
pernyataan yg benar.
Silogisme ini terdiri
dari dua macam: silogisme disjungtif dalam arti sempit dan silogisme disjungtif
dalam arti luas.
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif.
Contoh:
la lulus atau tidak
lulus.
Ternyata ia lulus.
la bukan tidak lulus.
Silogisme disjungtif
dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif.
Contoh:
Hasan berada di rumah
atau di pasar.
Ternyata tidak di
rumah.
Jadi Hasan berada di
pasar.
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
-
Premis minornya
mengingkari salah satu alternatif, konklusinya adalah mengakui alternatif yang
lain.
Contoh:
Ia berada di luar
atau di dalam.
Ternyata tidak berada
di luar.
Jadi ia berada di
dalam.
Ia berada di luar
atau di dalam.
Ternyata tidak berada
di dalam.
Jadi ia berada di
luar.
-
Premis minor mengakui
salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain.
Contoh:
Budi di masjid atau
di sekolah.
la berada di masjid.
Jadi ia tidak berada
di sekolah.
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif:
- Silogisme disjungtif
dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur
penyimpulannya valid.
- Silogisme disjungtif dalam arti luas.
a. Bila premis minor
mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar).
b. Bila premis
minor mengingkari salah satu alterna konklusinya tidak sah (salah).
2. Entimen
Praktek
nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, baik tulisan maupun lisan. Namun entimen (yang pada dasarnya
adalah pola silogisme) sering dijumpai pemakaiannya. Di dalam entimen salah
satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Contoh:
Menipu adalah dosa
karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat
dipenggal menjadi 2 bagian:
- Menipu
adalah dosa. >> Kesimpulan
- Karena
(menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.
Dalam kalimat di
atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kita
harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin
subjeknva "menipu". Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis
mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.
Untuk mengubah
entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu simpulannya. Kata-kata yang
menandakan simpulan ialah kata-kata seperti: jadi, maka, karena itu, dengan
demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul tulisan ini.
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya tulisan ini dan penulisan
lainnya di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga tulisan ini berguna bagi
para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rarapsp.blogspot.co.id/2013/10/penalaran-deduktif-silogisme-entimen.html
http://nopi-dayat.blogspot.co.id/2010/03/penalaran-deduktif.html